Israel hari Rabu (14/11/2012) membunuh Komandan Hamas Ahmad Al Jabari de
ngan meledakkan mobil yang dikendarainya di Gaza lewat serangan
udara. Al Jabari sadar bahwa dirinya menjadi target Zionis sejak lama,
terutama sejak perundingan pembebasan Gilad Shalit.
“Jabari hidup seperti martir in absentia, syuhada dalam penantian,” kata seorang pembantu Ahmad Al Jabari kepada Reuters.
Menurut Jabari, organisasi intelijen dalam negeri Israel Shin Bet merupakan otak di belakang serangan lintas perbatasan ke Gaza tahun 2006, di mana saat itu Hamas berhasil menculik Gilad Shalit dan menawannya selama beberapa tahun ke depan.
Tahun 2011 Jabari membantu proses negosiasi pertukaran tawanan antara Shalit dengan 1.047 warga Palestina yang dikurung di penjara-penjara Zionis. Keberhasilan negosiasi itu membawa kebahagian bagi Gaza, dan pada saat yang sama vonis hukuman mati bagi Jabari dari Israel.
“Dia membicarakan soal mati syahid sepanjang waktu, tetapi dia merasa Israel akan menunggu hingga kesepakatan [pertukaran tawanan] Shalit tuntas,” kata orang dalam Hamas yang tidak ingin menyebutkan namanya itu.
Ahmad Al Jabari secara formal merupakan wakil komandan Hamas Muhammad Dayf. Namun, selama beberapa tahun belakangan Jabari secara efektif memimpin Hamas, setelah Dayf terluka parah akibat serangan Israel.
Jabari sendiri juga terluka pada saat Israel melakukan serangan udara atas tempat tinggalnya, yang menewaskan 6 orang termasuk seorang putranya. Sejak itu dia menarik diri dari sorotan publik.
“Jihad dan perlawanan adalah satu-satunya cara untuk membebaskan tanah air ini, bukan perundingan dan tawar-menawar,” kata Jabari dalam wawancaranya dengan Reuters tahun 2005.
“Kami akan terus [berjuang] tak peduli berapa besar pengorbanannya, dan pada akhirnya Allah akan memberikan kami kemenangan,” tegas Jabari.
Jabari yang gugur dalam usia 52 tahun, pernah dipenjara oleh Zionis tahun 1982 sampai 1995 dengan tuduhan terlibat serangan yang dilakukan oleh gerakan Fatah pimpinan Yassir Arafat, sebelum kemudian ia berpaling untuk mendukung Hamas. [Hidayatullah]
sumber http://www.kajianislam.net/2012/11/selamat-jalan-asy-syahid-insya-allah-ahmad-al-jabari-engkau-mendahului-kami-dan-kami-menyusulmu-insya-allah/ahmad-al-jabari/
Menurut Jabari, organisasi intelijen dalam negeri Israel Shin Bet merupakan otak di belakang serangan lintas perbatasan ke Gaza tahun 2006, di mana saat itu Hamas berhasil menculik Gilad Shalit dan menawannya selama beberapa tahun ke depan.
Tahun 2011 Jabari membantu proses negosiasi pertukaran tawanan antara Shalit dengan 1.047 warga Palestina yang dikurung di penjara-penjara Zionis. Keberhasilan negosiasi itu membawa kebahagian bagi Gaza, dan pada saat yang sama vonis hukuman mati bagi Jabari dari Israel.
“Dia membicarakan soal mati syahid sepanjang waktu, tetapi dia merasa Israel akan menunggu hingga kesepakatan [pertukaran tawanan] Shalit tuntas,” kata orang dalam Hamas yang tidak ingin menyebutkan namanya itu.
Ahmad Al Jabari secara formal merupakan wakil komandan Hamas Muhammad Dayf. Namun, selama beberapa tahun belakangan Jabari secara efektif memimpin Hamas, setelah Dayf terluka parah akibat serangan Israel.
Jabari sendiri juga terluka pada saat Israel melakukan serangan udara atas tempat tinggalnya, yang menewaskan 6 orang termasuk seorang putranya. Sejak itu dia menarik diri dari sorotan publik.
“Jihad dan perlawanan adalah satu-satunya cara untuk membebaskan tanah air ini, bukan perundingan dan tawar-menawar,” kata Jabari dalam wawancaranya dengan Reuters tahun 2005.
“Kami akan terus [berjuang] tak peduli berapa besar pengorbanannya, dan pada akhirnya Allah akan memberikan kami kemenangan,” tegas Jabari.
Jabari yang gugur dalam usia 52 tahun, pernah dipenjara oleh Zionis tahun 1982 sampai 1995 dengan tuduhan terlibat serangan yang dilakukan oleh gerakan Fatah pimpinan Yassir Arafat, sebelum kemudian ia berpaling untuk mendukung Hamas. [Hidayatullah]
sumber http://www.kajianislam.net/2012/11/selamat-jalan-asy-syahid-insya-allah-ahmad-al-jabari-engkau-mendahului-kami-dan-kami-menyusulmu-insya-allah/ahmad-al-jabari/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar