Sabtu, 04 May 2013
“Mereka telah mengangkat kepala
muslimin dan memberikan Amerika pelajaran yang ia tidak akan
melupakannya atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh saya telah
memperingatkan pada pertemuan lalu lewat ABC Tv bahwa Amerika jika
intervensi dalam konflik ini dengan putera-putera Haramain
(Mekkah-Madinah), dia akan melupakan nasibnya pada perang Vietnam. Dan ini atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala”
بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh : Abu Asybal Usamah
Segala puji bagi Allah semata. Yang
telah menepati janji-Nya. Yang menguatkan tentara-Nya dan menghancurkan
pasukan ahzab. Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad
adalah hamba dan Rasul-Nya.
Para pembaca yang budiman
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa
tanggal 2 Mei 2011 adalah hari yang bersejarah, khususnya bagi Amerika
Serikat (semoga Allah mempercepat kehancuran mereka), di mana pemimpin
Al-Qaidah, Syaikh Usamah bin LAdin, terbunuh dalam sebuah operasi yang
dilancarkan oleh pasukan khusus Navy Seal di kediaman Usmah di kota
Abottabat, Islamabad.
Syahidnya (insya Allah) Syaikh Usamah
bin Ladin tidak menjadikan Amerika dan dunia yang menjadi pengikutnya
merasakan keamanan. Dan ini memang janji beliau kepada Allah, kemudian
umat,
“Saya bersumpah demi Allah yang Maha
Agung, Yang telah Meninggikan langit tanpa tiang, Amerika tidak akan
merasa amandan orang-orang yang hidup di Amerika, sebelum kami
benar-benar merasa aman di Palestina dan sebelum hengkangnya tentara
kafir dari jazira Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Syaikh
Usamah aalah seorang mukmin yang shalih yang apabila berkata ia
menepati perkataannya dan Allah realisasikan. Ucapan yang sangat
diperhitungkan kawan dan lawan.
Namun, ada perkataan Syaikh Usamah yang
senantiasa terngiang di telinga. Ketika tiga bulan berlalu setelah
peristiwa 11 September, beliau tampil di hadapan dunia melalui channel
Al-Jazeera menyampaikan beberapa poin.
Beliau mengancam Amerika dengan ancqaman
yang keras, meski tutur kata beliau lembut. Kata-kata yang tidak begitu
terlontar saja. Setelah menawarkan kepada Amerika solusi keluar dari
krisis dengan menarik dukungannya dari Israel. Saat mengomentari operasi
11 September yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Arab
“Mereka telah mengangkat kepala
muslimin dan memberikan Amerika pelajaran yang ia tidak akan
melupakannya atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh saya telah
memperingatkan pada pertemuan lalu lewat ABC Tv bahwa Amerika jika
intervensi dalam konflik ini dengan putera-putera Haramain
(Mekkah-Madinah), dia akan melupakan nasibnya pada perang Vietnam. Dan ini atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Oleh karena itu mari kita ukur kepahitan
Amerika saat perang Vietnam selama 14 tahun itu dengan 10 tahun dalam
memerangi Syaikh Usamah dan mujahidin di Afghanistan dan Irak.
Kepahitan yang Diderita oleh AS dalam Perang Vietnam
Sebagaimana layaknya penjajahan, AS
mengirimkan pasukannya ke Vietnam secara bertahap. Hal itu dilakukan
sejak tahun 1954 M, di mana mereka memberikn dukungan militer kepada
Vietnam Selatan.
Pada tahun 1961 M, jumlah tentara AS
mencapai 16.000 personel. Pada mulanya perang dilancarkan melawan
Vietnam Utara oleh Vietnam Selatan. Namun saat AS masuk intervensi, maka
Vietnam Utara meminta bantuan dari Uni Soviet alias Rusia.
Singkat cerita dalam kurun waktu 14
tahun, Amerika mengalami kerugian besar. jumlah tentara AS yang tewas
sekitar 16.000 orang. Bahkan lebih dari 30.000 nyawa tentara AS
melayang. Cuma media AS menutup-nutupi hal itu.
..........“Mereka telah mengangkat kepala muslimin dan memberikan Amerika pelajaran yang ia tidak akan melupakannya atas izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh saya telah memperingatkan pada pertemuan lalu lewat ABC Tv bahwa Amerika jika intervensi dalam konflik ini dengan putera-putera Haramain (Mekkah-Madinah), dia akan melupakan nasibnya pada perang Vietnam. Dan ini atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala”................
Inilah Kerugian Pahit yang Diderita AS Dalam Perang di Afghanistan dan Irak
Amerika juga mengalami kerugian berupa
hancurnya 3719 pesawat tempur dan 4869 helikopter tempur. Dan AS telah
menggelontorkan sekitar 200 juta dollar selama perang tersebut.
Sedangkan dalam perang di Irak, tercatat
dari 2003 sampai 23 Juli 2008, dalam rentang waktu itu operasi
Perlawanan Irak mencapai 164 ribu operasi perang. Di mana pada puncaknya
bulan Oktober 2006, dalam sehari bisa terbilang 180 serangan yang
dilancarkan dan yang mati bisa 106 personel.
Jumlah tentara AS yang tercatat tewas
dalam serangan hingga Juli 2008 adalah sekitar 33.615 orang. Belum lagi
yang tewas di rumah sakit dan yang tewas selain dalam serangan serta
pada saat kembali. Sedangkan korban luka-luka di barisan tentara AS yang
tercatat adalahi 224.000 jiwa. Belum lagi ditambah 300 ribu dari mereka
mengalami gangguan kejiwaan.
Kerugian materi yang diderita pun sangat
besar. Di mana pada tahun 2003 AS membiayai perang senilai 4,4 miliar
dollar perbulan. Pada tahun 2008 angka itu naik menjadi 12 miliar
perbulan. Total dari tahun 2003-2008 adalah 1,8 triliun dollar. Pada
tahun 2009, biayanya pun naik menjadi 7,3 miliar dollar per bulan.
Sedangkan kemalangan Amerika dalam
perang Afghanistan begitu nampak jelas. Seorang jurnalis Arab, Amir
Abdul Mun’im, mencatat kerugian yang dialami oleh Amerika dalam perang
Afghanistan pada sampai tahun 2010.
Sekitar 600 ribu lebih perlengkapan
perang Amerika menderita kergian berupa tank, mobil tempur lapis baja,
Humvee dan helicopter. Dan korban di barisan militer AS mencapai 1 juta
lebih dari korban jiwa, luka-luka, caacat, gangguan mental dan terkena
penyakit otak.
Kebanyakan kerugian Amerika di
Afghanistan disebabkan operasi ranjau (atau bom pinggir jalan) dan
operasi istisyhadiyyah. Seorang kakek berusia 69 tahun, Syaikh Shalih
Jan, dan anaknya, Atta Jan, mampu menghancurkan 32 tank dan 6 mobil
militer selama 21 bulan.
Peperangan pun masih terus berlangsung.
Tidak hanya di Afghanistan dan Irak saja. Amerika juga turun langsung di
Yaman. Mereka pun merasakan kepahitan dalam memerangi Al-Qaidah Jazirah
Arab. Dan ini yang dikatakan oleh Syaikh Usamah pada kesempatan yang
sama
“Atas karunia Allah, berakhirnya
Amerika sudah dekat. Dan berakhirnya Amerika tidak tergantung dengan
hamba yang faqir ini (beliau). Usamah hidup atau mati, atas karunia
Allah telah tegak kebangkitan”
Allahu Akbar!! Allahu Akbar !! Allahu Akbar!!
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsrannasi la ya’lamun
sumber : http://www.voa-islam.com/news/analysis/2013/05/04/24350/ucapan-syaikh-usamah-yang-terbukti-tentang-penderitaan-kehancuran-as/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar