Selasa, 11 Juni 2013

Perang Suriah; Antara Umat Islam yang Lemah Lembut & Syiah yang Keji



Rabu, 05 Jun 2013


KLATEN (voa-islam.com) – Relawan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), Ustadz Akrom Syahid menampik komentar dan sejumlah pendapat yang menyebutkan bahwa peperangan yang terjadi di Suriah merupakan konflik sektarian.
Dia menegaskan bahwa revolusi dan perang yang terjadi di Suriah sejak meletus pada bulan Maret 2011 hingga saat ini merupakan peperangan yang terjadi antara kaum muslimin dan mujahidin yang mempunyai karakter lemah lembut melawan kaum syi’ah yang keji dan bengis.

Hal itu dijelaskan Ustadz Akrom Syahid pada saat mengisi pengajian umum bertajuk “Membongkar Kesesatan Syi’ah dan Kabar Suriah Terkini” di Masjid Al Huda Belangwetan Klaten Jawa Tengah, pada Senin (3/6/2013). Dia menyatakan bahwa kalangan Syi’ah yang berperang di Suriah sekarang ini diwakili oleh Syi’ah dari Iran, Turki, Libanon dan Iraq. Sebab Syi’ah Nushoiriyyah pimpinan Bashar Assad sudah sedikit jumlahnya.
...Pertempuran yang terjadi hari ini di Suriah adalah perang satu bangsa yang sangat bengis dan keji yang tidak kenal rasa kasih sayang dan kemanusian dengan bangsa yang sangat halus dan  lemah lembut.
Bangsa yang bengis tadi adalah orang-orang Syi’ah. Sedangkan bangsa yang lemah lembut itu adalah kaum muslimin dan mujahidin ahlu sunnah...
“Kalau saya bandingkan, di Suriah hari ini yang bertempur itu satu bangsa yang sangat bengis, keji, tidak kenal rasa kemanusian, tidak kenal rasa kasih sayang dengan bangsa yang sangat sopan santun, halus, lemah lembut. Bangsa yang bengis tadi adalah orang-orang Syi’ah. Sedangkan bangsa yang lemah lembut itu adalah kaum muslimin dan mujahidin ahlu sunnah,” tegasnya.
Pria yang juga relawan HASI tim ke-6 yang berangkat ke Suriah pada bulan lalu ini membeberkan pengalamannya akan perbedaan kebengisan orang-orang Syi’ah dan kebaikan kaum muslimin sunni ketika dirinya berada di Suriah.
Dia menuturkan bahwa kemuliaan penduduk Syam, dalam hal ini Suriah begitu terasa dalam ingatannya. Jangankan menyakiti manusia, menyakiti tumbuh-tumbuhan dan makhluk ciptaan Allah lainnya saja tidak mereka lakukan.
Ketika dirinya sedang menempuh perjalanan ke sebuah front pertempuran yang melewati sebuah sungai, tanpa di sengaja dirinya menginjak pohon zaitun. Seketika itu pula, salah satu mujahidin mengingatkan, “Akhi awas, ini tanaman yang ditanam oleh rakyat kami, kita harus menjaganya. Langsung dibangunkan lagi tanaman itu. Jadi begitulah mereka itu menghormati makhluk hidup hatta (meskipun -red) tanaman,” kenangnya.
Sedangkan dalam kondisi peperangan, mereka juga tidak serampangan dan tanpa belas kasihan dalam memandang musuh. Adab dan tata cara perang dalam Islam juga mereka terapkan sesuai ajaran Islam.
...Jika mujahidin menangkap milisi Syi’ah Hizbullah (baca: Hizbusy Syaithon) itu tidak langsung mereka bunuh. Tapi mereka akan membawanya (milisi Syi’ah -red) ke rumah sakit, kalau yang tertangkap tadi itu terluka atau sakit. Di obati dulu, habis di obati mereka dibawa ke Mahkamah Kogok, seperti pengadiilan syari’ah...
“Jadi, mujahidin kalau menangkap orang-orang Syi’ah dan milisi Syi’ah Hizbullah (baca: Hizbusy Syaithon) itu tidak langsung mereka bunuh. Tapi mereka akan membawanya (milisi Syi’ah -red) ke rumah sakit, kalau yang tertangkap tadi itu terluka atau sakit. Di obati dulu, habis di obati mereka dibawa ke Mahkamah Kogok, seperti pengadiilan syari’ah,” tuturnya.
“Di situ mereka akan disidang. Kalau terbukti bersalah akan dihukum sesuai kesalahannya. Kalu tidak dia akan dibebaskan. Begitulah sopan santunnya para mujahidin di sana. Jadi tidak langsung di bunuh milisi Syi’ah itu. Sedangkan kalau Syi’ah menangkap ahlu sunnah disiksa dulu itu lalu dibunuh,” imbuhnya.
Pimred Majalah Bulanan An-Najah ini kemudian membandingkan dengan perlakuan tentara-tentara Syi’ah Nushoiriyyah Bashar Assad dan milisi Syi’ah Sabihah atau Syi’ah Hizbullah Libanon dalam memperlakukan kaum muslimin sunni.
“Saking bengisnya mereka (orang-orang Syi’ah –red) anak-anak itu banyak yang mereka bunuh. Perempuan-perempuan (kaum Sunni -red) itu banyak yang dinodai kehormatannya (diperkosa -red). Syukur-syukur setelah dinodai kehormatannya mereka itu masih hidup, banyak diantara mereka itu habis dinodai kehormatannya dibunuh,” jelasnya.
...Saking bengisnya mereka (orang-orang Syi’ah –red) anak-anak itu banyak yang mereka bunuh. Perempuan-perempuan (kaum Sunni -red) itu banyak yang dinodai kehormatannya (diperkosa -red). Minimal setelah ditangkap itu wanita-wanita tersebut di perkosa, dan maksimal dibunuh. Inilah kejinya mereka...
“Salah seorang mujahidin pernah bercerita kepada kami bahwa anak laki-lakinya yang masih kecil lah yang mencukupi kehidupan keluarga yang ditinggalnya, istri dan anak-anaknya yang lain. Sebab jika ibunya atau saudara perempuannya yang keluar rumah mencari ma’isyah, maka mereka akan ditangkap orang-orang Syi’ah. Minimal setelah ditangkap itu wanita-wanita tersebut di perkosa, dan maksimal dibunuh. Inilah kejinya mereka,” tandasnya.
Seusai pengajian, jama’ah dan takmir masjid secara spontan mengadakan penggalangan dana yang diperuntukkan bagi kaum muslimin di Suriah. Dana yang terkumpul kemudian diserahkan langsung kepada HASI melalui Ustadz Akrom Syahid. [Bekti]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate by Google ( UBLO 7 )

Blogroll

About

Flag Counter