Selasa, 07 May 2013
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Perseteruan Eyang Subur versus Adi Bing
Slamet-Arya Wiguna membuat heboh jagat hiburan tanah air. Tayangan
infotainment secara massif berhasil menyihir masyarakat. Banyak orang
meniru dan mengabadikan aksi maki dan umbar aib dalam video-video parodi
yang diungguh di dunia maya. Dari Salah satu yang menarik dan banyak
ditiru adalah kesaksian Arya Wiguna dan sumpah “Demi Tuhaan”-nya dengan
menggebrak meja.
Banyak orang meniru aksi sumpah “Demi
Tuhaan” Arya Wiguna sehingga manjadi mainan dan materi guyonan. Padahal
sumpah merupakan sesuatu yang agung; khususnya jika disebut nama Allah
di dalamnya. Karenanya dalam tulisan berikut kami ingin ingatkan saudara
seiman agar tidak memainkan sumpah dengan nama Allah dan
menggampangkannya.
Sesungguhnya terlalu gampang dan sering
bersumpah dengan nama Allah menunjukkan tidak ada (kurang)-nya
pengagungan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Padahal
mengagungkan nama Allah merupakan tanda sempurnanya tauhid. Jika ia
terlalu sering bersumpah maka orang akan mengganggap remeh sumpahnya
tersebut. Akibatnya, sumpah dengan nama Allah dianggap remeh atau
enteng.
Allah telah mencela orang yang terlalu banyak atau gampang bersumpah.
وَلاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَّهِينٍ
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina.” (QS. Al-Qalam: 10)
Allah sudah memerintahkan agar tidak mudah dan sering bersumpah dalam firman-Nya,
وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُم
“Dan jagalah sumpahmu.” (QS. Al-Maidah: 79)
Ada beberapa makna dan maksud yang disebutkan para ulama tentang maksud dari perintah menjaga sumpah:
Pertama,
menjaga sumpah dengan nama Allah dari bersumpah dusta. Ia berusaha jujur
dalam sumpahnya. Kemudian jika ada orang yang bersumpah dengan nama
Allah ia menerimanya selama tidak ada indikasi kuat bahwa ia berbohong
dan bersumpah terhadap sesuatu yang batil.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ حَلَفَ بِاللَّهِ فَلْيَصْدُقْ وَمَنْ حُلِفَ لَهُ بِاللَّهِ فَلْيَرْضَ وَمَنْ لَمْ يَرْضَ بِاللَّهِ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ
“Barangsiapa yang bersumpah dengan
nama Allah, maka hendaknya ia jujur. Dan Barangsiapa yang diberi sumpah
dengan nama Allah maka hendaklah ia rela (menerimanya), barangsiapa yang
tidak rela menerima sumpah tersebut maka lepaslah ia dari Allah.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain,
وَلاَ تَحْلِفُوْا بِاللهِ إِلاَّ وَأَنْتُمْ صَادِقُوْنَ
“Dan janganlah kamu bersumpah atas nama Allah kecuali kamu dalam kondisi benar (sungguh-sungguh).”(HR. Abu Dawud dan al-Nasa’i)
Kedua, menjaga
sumpah dengan tidak membatalkan atau menghianati sumpahnya apabila
telah bersumpah. Kecuali membatalkannya untuk kebaikan; seperti
bersumpah untuk tidak berbicara kepasa saudaranya. Dan jika membatalkan
sumpahnya maka ia membayar kafarah sumpahnya.
Ketiga,
menjaga sumpah dari banyak (sering) bersumpah. Ia tidak buru-buru
bersumpah kecuali karena sesuatu yang mendesak dan sangat membutuhkan
sumpah tersebut.
Larangan terlalu gampang dan sering
bersumpah dikuatkan dalam beberapa hadits yang membahas larangan
bersumpah dengan nama Allah untuk melariskan dagangan, walaupun ia jujur
dalam sumpahnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
الْحَلِفُ مُنَفِّقَةٌ لِلسِّلْعَةِ مُمْحِقَةٌ لِلْبَرَكَةِ
“Sumpah bisa melariskan dagangan dan menghancurkan keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Salman Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
ثَلاثَةٌ
لا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، وَلاَ يُزَكِّيهِمْ ،
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ : أُشَيْمِطٌ زَانٍ ، وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ ،
وَرَجُلٌ جَعَلَ اللهُ لَهُ بِضَاعَةً فَلا يَبِيعُ إِلَّابِيَمِينِهِ
وَلاَ يَشْتَرِي إِلَّابِيَمِينِهِ
"Tiga orang yang mereka itu tidak
diajak bicara dan tidak disucikan oleh Allah pada hari kiamat, serta
bagi mereka siksa yang pedih: Orang tua beruban yang berzina, orang
melarat yang congkak, dan orang yang menjadikan Allah sebagai barang
dagangannya; ia tidak membeli dan tidak pula menjual kecuali dengan
bersumpah." (HR. Al-Thabrani dengan sanad shahih. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami': 3072)
. . . terlalu gampang dan sering bersumpah dengan nama Allah menunjukkan tidak ada (kurang)-nya pengagungan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala. . .
Hikmah Tidak Banyak Bersumpah
- Orang yang terlalu sering bersumpah dengan nama Allah, maka sumpah itu akan mengalir dari lisan dalam perkara yang besar dan kecil. Sehingga sumpah tersebut tidak membekas dalam hatinya. Ia tak akan aman dari bersumpah palsu sehingga ia merusak tujuan pokok dari disyariatkannya bersumpah.
- Saat seseorang sempurna mengagungkan Allah maka ia akan lebih sempurna dalam ubudiyah. Di antara tanda sempurnanya pengagungan terhadap Allah ia jadikan zikrullah sebagai sesuatu yang paling agung dan tinggi di sisinya daripada menampakkannya untuk kepentingan dunia.
- Orang yang banyak bersumpah maka ia merendahkan kejujuran dirinya dan kepercayaan orang lain kepadanya. Seolah-olah ia tidak jujur sehingga ia harus bersumpah agar orang percaya, karenanya Allah menyifati orang yang banyak sumpah sebagai orang hina.
Penutup
Menguatkan bahasan di atas, kita lihat kehidupan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
dalam masa dakwah beliau selama 23 tahun hanya terekam sumpah beliau
sekitar 80-an kali. Padahal beliau membutuhkan untuk meyakinkan manusia
terhadap apa yang beliau dakwahkan. Karenanya bagi orang tua yang agar
mendidik anak-anaknya agar mengagungkan Allah; Nama dan syariat-Nya. Di
antaranya dengan melarang mereka dari bersumpah dalam urusan kecil. Bagi
dai agar memperingatkan umat supaya lebih mengagungkan nama Allah dan
sumpah dengan menyebut nama-Nya; di antaranya tidak mudah bersumpah
kecuali karena sesuatu yang benar-benar mendesak. Wallahu Ta’ala A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar