Beliau adalah Syamsuddin Abu 'Abdillah
Muhammad bin Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi, dan
dikenal dengan sebutan Ibnul Qoyyim. Lahir: 691 H. Beliau adalah ahli fiqih bermazhab Hanbali.
Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli
ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid. Beliau
adalah salah seorang murid seorang imam dan mujtahid, Syaikhul-Islam Taqiyuddin
Ahmad ibn Taymiyyah al-Harani ad-Dimasyqi yang wafat tahun 728 H.
Ibn Rajab menuturkan bahwa Ibnul-Qoyyim
al-Jauziyyah telah menerima pengeyahuan dari asy-Syihab an-Nabulsi dan juga
dari yang lainnya. Ia juga telah menekuni nazhabnya, cakap dan mampu memberikan
fatwa. Ia senantiasa menyertai Ibn Taymiyyah sekaligus mengambil ilmu dari
beliau. dan menguasai ilmu-ilmu Islam. Ia adalah seorang ahli tafsir yang tiada
bandingnya dan sekaligus ahli ilmu ushuluddin. Ia menguasai ilmu hadits berikut
makna-maknanya, pemahamannya serta dasar-dasar pengambilan hukum darinya.
Selain itu ia menguasai pula ilmu fiqih,
ushul fiqih dan bahasa arab, di samping mahir dalam bidang menulis. Ia pun
menguasai ilmu kalam dan ilmu-ilmu lainnya. Ia juga seorang alim dalam hal ilmu
suluk dan menguasai wacana ahli tasawuf dan tidak menolak sama sekali tasawuf.
Kuatnya kesadaran akan perjalanannya ke alam kubur memotivasinya untuk
menyebarkan ilmunya.
Selain itu Imam Ibnul-Qoyyim juga seorang
ahli ibadah dan senantiasa menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkannya.
Ia mengalami beberapa kali ujian penjara bersama Syaikh Ibn Taymiyyah. Dalam
kesempatan terakhir, ia berada di penjara sendirian dan baru dilepaskan setelah
syaik Ibn Taymiyyah meninggal. Ia menunaikan haji beberapa kali. Orang-orang banyak
mengambil ilmu dan memperoleh manfaat darinya.
Sementara itu, Burhanuddin Az-Zar'i
mengatakan bahwa tidak ada di bawah ufuk bumi ini yang lebih luas ilmunya
daripada Ibnul-Qoyyim . Dia telah menulis dengan tangannya karya-karya yang tak
dapat digambarkan dan menyusun sejumlah karangan yang banyak sekali tentang
berbagai ilmu.
UJIAN YANG DIHADAPI IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH
Ustadz Abdul Azhim Abdussalam Syarafuddin mengatakan, Dia mendapatkan gangguan sebagaimana yang menimpa Syaikh-nya. Dia dipenjara bersamanya di penjara setelah dihinakan, diarak di atas unta sembari dicambuk dengan cemeti, dan dipenjara, karena mengingkari syadd ar-rihal (memaksakan perjalanan jauh) untuk menziarahi kubur al-Khalil (seorang penyair).
Di antara amalan yang diperhitungkan sebagai qurabat (pen-dekatan diri kepada Allah), ialah syadd ar-rihal (memaksakan per-jalanan jauh) ke kubur al-Khalil. Ibnu al-Qayyim mengingkari hal itu, menyampaikan kepada orang-orang sezamannya, baik masya-rakat umum maupun terpelajar, dan menjelaskan kepada mereka bahwa syadd ar-rihal (memaksakan perjalanan jauh) ini merupakan perkara yang diingkari dalam agama dan bid'ah yang menyelisihi jalan yang lurus. Hal itu mengakibatkan pergolakan yang mence-ngangkan, sehingga dia dipenjarakan karenanya. Hal ini dikatakan oleh Ibnu Rajab, Dia dipenjara pada satu masa, karena mengingkari syadd ar-rihal (memaksakan perjalanan jauh) ke kubur al-Khalil.
sumber : http://www.darulhaq.com/mod.php?mod=informasi&op=viewinfo&intypeid=14&infoid=247
http://www.farouqihasbi.com/2012/07/biografi-imam-ibnul-qoyyim-al-jauziyyah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar